Sebuah pohon yang memiliki akar dan batang yang sehat, pada suatu hari terserang badai, buahnya berjatuhan, daunnya berguguran, rantingnya patah, udara dingin menyengat daunnya berguguran, burung- burung memakan buah-buahan yang tersisa. Banyak orang mengatakan 'sungguh malang pohon itu.' namun semua itu tidaklah membuat pohon itu sendiri bersedih karena pohon itu dalam keadaan sehat maka dalam waktu singkat, pohon itu berdaun kembali, berbunga dan berbuah.
Pada dasarnya kita tak ubahnya seperti pohon itu. Jika jiwa kita sehat maka berdaun lebat, berbunga dan berbuah, menjadi tempat berlindung orang-orang yang tersengat panasnya matahari. Bahkan kita juga bisa seperti pohon yang dilempar batu orang yang lewat, pohon itu membalas dengan buahnya yang manis. Itulah pertanda jiwa yang sehat pada diri kita.
Bertahun-tahun kita bersusah payah dan sedikit demi sedikit mengumpulkan jerih payah namun terjadi peristiwa yang tak terduga seluruh jerih payah dan keringat menjadi sirna. Kefakiran telah menjadikan diri kita tidak berdaun dan tidak berbunga. Peristiwa kehilangan kekayaan, terbakarnya harta benda, dan banyak sekali peristiwa pahit walaupun mendatangkan kekecewan dalam hidup kita bagi jiwa yang sehat dan penuh dengan pengharapan tidak akan mendatangkan kesedihan yang berkepanjangan.
Musibah benar-benar terjadi tatkala merusak akar pohon. Jika itu yang terjadi maka melindungi tangkai buah dan daun tidaklah berguna. Demikian juga kita, jika jiwa yang sakit dilanda perasaan apatis, hidup sudah tidak berguna lagi, mudah menyerah, berprasangka buruk, merasa tidak memiliki teman sebagai tempat curhat, mencurigai siapapun, merasa sunyi ditengah keramaian, dilanda kegelisahan terus menerus. bila kita menjadi orang yang seperti ini kita tidak akan bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Di dalam al-Quran menjelaskan bahwa kerugian yang sebenarnya adalah ketika kita kehilangan dimensi spiritual di dalam diri kita. Kehilangan harta, kita masih bisa cari. Namun bila kita kehilangan harapan dalam hidup maka sungguh sangat memprihatinkan. Terlebih lagi kehilangan keimanan maka itu menjadi bencana bagi kehidupan seseorang sebab iman adalah sumber pengharapan.
Keimanan menciptakan percaya diri, tawakal, dan optimisme dalam diri kita. Seseorang yang beriman menyikapi hidup penuh dengan harapan, setiap dalam sholatnya senantiasa berucap 'Hanya kepadaMu, Ya Allah kami menyembah dan hanya kepadaMu, Ya Allah kami memohon pertolongan.' Ketika seorang mukmin mengalami peristiwa yang menyakitkan sekalipun maka tidak membuatnya menjadi bersedih hati karena mampu bersabar dan mengatakan 'Ya Allah, kepadaMu kami berserah dan kepadaMu kami kembali.' Itulah yang disebut dengan jiwa yang sehat.
---
"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka- sangkanya." (at-Thalaq: 2-3).