Sikap Suami Yang Disukai Istri

Bila Anda ingin menjadi seorang suami yang disukai oleh istri, Anda perlu mengetahui sikap apa saja yang umumnya disukai oleh sang istri. Dengan pengetahuan ini, Anda bisa mengembangkan potensi yang masih tersembunyi dan memperbaiki sikap yang kurang disukainya. Ketika sikap Anda semakin memikat hati sang istri, maka cintanya pada Anda akan semakin besar.

Sikap Pemimpin

Kita tahu setiap rumah tangga butuh seorang pemimpin untuk mengatur keperluan rumah berikut penghuninya dan ia bertanggung jawab atas seluruh penghuni rumah. Karena begitu besar perannya maka ia harus didengar dan ditaatinya selama tidak memerintahkan maksiat kepada Allah Ta’ala. Dengan hikmah-Nya yang agung, Allah Ta’ala memilih pria untuk menjadi pemimpin tersebut, sebagaimana firman-Nya,


Kaum pria itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) atas sebagian yang lain (kaum wanita), dan karena mereka (kaum pria) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.….(An-Nisaa’: 34)


Demikian indahnya tuntunan kalam Ilahi di atas dalam menetapkan tatanan hidup yang pasti akan mengantarkan kepada kebahagiaan.
Perlu juga Anda ketahui, seorang suami yang berjiwa pemimpin harus kuat tetapi tidak kasar, baik hati tetapi tidak lemah, gagah tetapi tidak menakutkan, penuh ide tetapi tidak malas, sederhana tetapi tidak kehilangan kepercayaan diri, bangga tetapi tidak arogan dan tetap rendah hati, berselera humor tetapi tidak kelihatan bodoh.

Komunikatif

Seorang istri menyukai suami yang komunikatif dan selalu punya bahan pembicaraan yang menarik. Suami yang humoris tentu saja punya nilai plus di mata istri.

Perhatian

Seorang istri menyukai suami yang penuh perhatian. Perhatian yang wajar dan tulus bisa membuat sang istri merasa dihargai dan disayangi. Bila disampaikan pada saat yang tepat, perhatian yang kecil pun bisa meninggalkan kesan yang manis tak terlupakan.

Pengertian

Seorang suami yang penuh pengertian tidak suka memberi ceramah panjang lebar, memasang wajah cemberut atau marah besar untuk mengubah kebiasaan buruk istrinya.
Memperlakukan istri dengan baik merupakan perkara yang dianjurkan oleh syariat. Seorang suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik serta banyak bersabar dan lapang dada dalam menghadapinya, apalagi bila usia istri masih belia. Ia selalu siap memaafkan kesalahan sang istri, berusaha mentolerir kelemahannya, berupaya memenuhi keinginannya, mencoba melihat dari sudut pandangnya, dsb. Seorang istri tak sekedar meminta cinta suami dalam gugusan kata-kata, tetapi juga mendambakan secawan kasih dan pengertian, telinga yang mau mendengar keluhnya, mata yang mencipta keteduhan di hatinya, jemari yang mengeratkan temali kasih dalam jiwanya.

Tegas

Seorang istri memerlukan seorang pendamping yang bisa bersikap tegas terutama dalam mengambil keputusan. Misalnya ketika bingung memilih, ia memerlukan bantuan sang suami dalam mengambil keputusan.
Suami yang plin-plan, ragu-ragu, dan sulit dalam mengambil keputusan biasanya kurang begitu dihormati.

Tegar
Seorang istri mengagumi suami yang bersikap tegar dan berjiwa besar. Ketegaran tidak tampak ketika segala sesuatu berjalan lancar. Seorang suami diuji ketika ada masalah. Mudah menyerah, putus asa, dan frustasi adalah sikap yang tidak disukai.
“Bagaimana mungkin aku berlindung pada seorang yang juga rapuh sepertiku!”, kata sang istri.

Menghormati Wanita
Istri akan menghormati suami yang menghormatinya. Kapan seorang istri merasa dihormati?
Misalnya, ketika ia dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk lebih dulu, ketika beban yang diangkatnya diambil alih, ketika ia tidak dibiarkan menunggu terlalu lama, ketika ia dipuji, ketika hasil karyanya –misalnya masakan- dihargai, dsb.

Melindungi Wanita
Meskipun suka dilindungi, namun seorang istri tidak menyukai perlindungan suami yang over dan kaku. Seorang istri menyukai perlindungan yang lembut. Misalnya, berjalan atau menyeberang pada posisi aman, ditemani ketika dia merasa ketakutan, diantar ke dokter ketika dia sakit, dsb.

Menghargai Wanita

Seorang istri ingin dihargai oleh suaminya. Dia tidak suka mendampingi suami yang terkesan tidak terlalu menghargainya. Kapan sang istri merasa dihargai? Ketika dari luar kota Anda meneleponnya dan mengatakan “Sayang, aku rindu…!” padahal baru sehari berpisah, ketika Anda meminta pendapatnya, ketika Anda tidak menyembunyikan sesuatu dengan alasan itu urusan laki-laki, dsb.


Simpatik

Suami yang simpatik tidak hanya bersikap baik kepada istrinya, tetapi juga kepada keluarga istrinya, serta kepada orang lain
-misalnya tetangga-. Dengan demikian sang suami membuktikan bahwa kebaikannya bukan sandiwara, tapi benar-benar kebiasaan dan sifatnya.


Romantis

Suami yang romantis biasanya bersikap manis, memperlakukan istrinya dengan lembut, memanggilnya dengan sebutan yang romantis, memberinya bunga, dsb. Setiap suami perlu belajar untuk bersikap romantis.
Mengapa? Karena suami yang romantis adalah idaman setiap istri.