IA LAKSANA SEEKOR KELEDAI

Man la Yaghdob Hina Yughdob Fahuwa Himar
(Barang siapa tidak marah ketika dibuat marah maka ia laksana seekor keledai).


Kalam hikmah tersebut pernah dilontarkan seorang pujangga muslim yang sekarang telah wafat dan dimakamkan di Mesir. hikmah tersebut mungkin sesuai dengan keadaan umat islam sekarang, di mana ia dicerca habis-habisan oleh musuh-musuhnya dan di hina ajaran agamanya. akan tetapi hanya segelintir umat yang peduli atasnya, kebanyakan dari mereka, terutama para pemimpinnya hanya diam, tidur lelap, bagaikan seekor kucing kekenyangan, bagaikan seekor keledai yang hanya diam saja walaupun cambuk menderanya.

Akhir-akhir ini muncul tuduhan dan tudingan yang benar-benar membuat telinga panas. para musuh islam yang dengki terhadapnya menuduh islam dengan berbagai macam tuduhan, yang semuanya itu tidak berdasar sama sekali. semua yang mereka tuduhkan hanyalah manifestasi dari kebodohan serta kedengkian yang memuncak.

Sungguh benar firman Allah : Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.... (QS. Al Baqoroh :109)

Kedengkian dan kebencian mereka terhadap islam sudah benar-benar memuncak, lalu mereka ungkapkan dengan berbagai macam aksi yang semuanya menyakitkan hati umat islam.

Mereka sebenarnya ingin menaklukkan islam, mereka ingin agar umat islam mengikut pada mereka, mengekor pada keinginan mereka, tunduk dan patuh pada perintah mereka, mereka ingin agar umat islam melepaskan Tuhannya, dan menggantikannya dengan dunia. mereka menghamba kepada materi, dan mereka ingin agar umat islam mengikutinya supaya mereka bisa menaklukkannya dan berbuat apa saja terhadapnya.

Kecintaannya kepada materi membawanya kepada kecongkakan dan keangkuhan, lalu menjerumuskannya pada sikap sewenang-wenang dan menginginkan siapa saja bertekuk lutut dihadapannya.

Keyakinannya, bahwa materi adalah segalanya, mengantarkannya kepada sikap ingin menguasainya, ingin menguasai segalanya, ingin menguasai yang bukan miliknya dan ingin menguasai segala yang ada di hadapannya.

Akan tetapi sunah Allah haruslah berjalan, islam, sebagai agama yang diridloiNya, tidak pernah kikis, walaupun telah ditinggalkan kebanyakan pengikutnya sendiri.

Kebenaran tidak akan hilang, ia ada dan akan terus ada, selama dunia yang fana ini masih terus berjalan.

Kalangan muslimin yang jujur terhadap akidahnya masih terus ada, dan semakin bermunculan seiring dengan gencarnya permusuhan yang dilancarkan.

Musuh-musuh islam memiliki dunia, segala kekuatan mereka miliki, ekonomi mereka kuasai, politik mereka kuasai, militer mereka kuasai, media masa mereka kuasai, akan tetapi bisakah mereka melawan kekuatan Tuhannya, bisakah mereka menandingi Pencipta alam semesta, mampukah mereka mengalahkan Penciptanya, mampukah mereka melawan kehendak Yang Maha Kuasa. Demi Dzat yang menciptakan segala sesuatu, kekuatan mereka tak sebesar sebutir debu dalam padang pasir yang maha luas.

Maha Benar Allah yang berfirman : Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (QS. Ibrahim :46)

Mereka mencaci islam, memaki Nabinya, menghina Alqurannya, menuduh pengikutnya dan mencemarkan ajaran agamanya. semua ini mereka lakukan karena kebencian yang merasuki dirinya, karena kedengkian yang menjangkiti jiwanya, dan karena permusuhan yang tak akan ada habisnya.

Nabi Islam mereka tuduh sebagai gembong teroris, Alquran Islam mereka tuduh sebagai sumber terorisme, umat islam mereka tuduh sebagai pelaku terorisme dan masih banyak lagi tuduhan-tuduhan yang mereka lontarkan.

Gambar-gambar tak senonoh yang penuh penghinaan pun mereka sebarkan, film-film pencemoohan pun mereka putar, milyaran dolar mereka belanjakan, pelor-pelor panas pun mereka tembakkan, tetapi semangat kebenaran tidak akan pernah pudar, di lahan mereka sendiri, di kawasan mereka sendiri, di daerah mereka sendiri, di tempat di mana mereka hidup, setiap harinya muncul benih-benih kebenaran.

Setiap waktu kebenaran menampakkan wujudnya. muncullah generasi-genarasi muslim dari kalangan mereka sendiri yang haus akan kebenaran.

Begitulah kekuasaan Tuhan, manusia boleh berbuat, manusia boleh berkehendak, akan tetapi tak akan pernah luput dari Penglihatan Tuhannya. Manusia berkehendak, Allah pun mempunyai kehendak yang menguasai semua kehendak jagad raya. dan Allah sekali-kali tak akan pernah mendzolimi hambaNya.

Semua hal yang diperbuat oleh manusia ada balasannya. dan Allah selalu bersama hambanya yang jujur terhadap akidahnya. dan sesungguhnya penentuan akhir pasti berada di pihak yang benar. Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (QS. Ibrahim :42)

Biarlah penguasa-penguasa Arab tidur dengan keduniaannya, biarlah mereka lelap terhadap kekayaannya, biarlah mereka diam seribu bahasa, akan tetapi bala tentara Allah terus bergerak, mereka terus berjuang, darah adalah senyumnya, dan maut adalah tawanya.


Allahumma Aizzal Islam wal Muslimin wa Ahlik al Kufar wadz Dzalimin. Aamiin....