Sehabis sholat maghrib. Di masjid saya bertemu seorang anak muda yang marah berat ketika laptopnya diambil pencuri. Dia mengajak saya mencari pencuri tersebut. Setelah bercerita panjang lebar, ingin mencelakakan pencuri laptopnya.
Sampai ada sesepuh masjid yang mengatakan padanya, 'Siapa gurumu yang mengajarkan dirimu untuk mencintai laptopmu itu sehingga begitu sangat membenci berlebihan pada pencuri itu sampai ingin mencelakakannya? padahal dia juga hamba Allah? Bukankah gurumu yang telah mengajarkan kebencian itulah yang sepatutnya dipidana?' Pemuda itu tak menjawab dan pergi begitu saja meninggalkan masjid tanpa permisi.
Pelajaran yang kita bisa dari cerita diatas adalah ketika kita kehilangan sesuatu yang kita cintai, entah benda atau yang lainnya, sepatutnya tidak membuat kita membenci secara berlebihan kepada orang lain sehingga kita tidak bisa berlaku adil. Berlakulah secara proporsial, bencilah secara proporsional agar hati kita tidak diliputi kebencian yang berlebihan justru membuat hati kita kotor dan melupakan bahwa setiap peristiwa selalu ada hikmahnya yang makin meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
-- Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.' (QS Al- Maidah, 5:8).