Salah satu yang kita takuti dalam hidup ini adalah penderitaan. Kita menghabiskan uang sekedar ingin menghindar dari penderitaan karena seringkali kita mengidentikkan penderitaan sebagai hukuman, kesalahan, azab, dosa dan hal-hal yang menakutkan. Itulah sebabnya begitu kita terkena penyakit kronis, keluarga berantakan, terkena PHK, mulailah duka cita muncul menakutkan hidup kita.
Bila kita sudah dalam tahap ridha terhadap kasih sayang Allah, penderitaan bukanlah hukuman, bukan kesalahan, bukan azab dan juga bukan dosa. Penderitaan adalah cahaya agar kita kembali kehadiratNya.
Bila kita hidup hanya diisi dengan suka cita, kebahagiaan, kegembiraan, kesenangan maka kita akan terus menerus melekat dengan urusan duniawi serta berputar tiada habisnya. Perpisah dengan yang menyenangkan, berkumpul dengan yang menjengkelkan, itulah samudra penderitaan. Itulah sebabnya bagi orang-orang mukmin tidak menghindar dari penderitaan malam memilih berenang dan menyelam disamudra penderitaan. Kemudian menyimpulkan bahwa ada keindahan di dalam duka cita.
Lihatlah orang-orang mukmin dengan berbekal keikhlasan dan keridhaan dengan kekhusyukannya dalam sholat malam semakin khusyu dengan cintaNya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Disamping menemukan ketenteraman di dalam hatinya juga tumbuh sifat cinta dan kasih sayang. Orang yang menjengkelkan dengan suka mencaci maki senyatanya mereka adalah orang yang menderita. Jika kita sudah menemukan cahaya di dalam penderitaan maka kita tidak akan bisa marah namun malah welas asih yang menyirami hati kita karena kita tahu semua itu datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Janganlah engkau bersikap lemah dan janganlah pula engkau bersedih hati. Padahal engkaulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya. Jika engkau orang-orang yang beriman.' (QS. ali-Imran : 139).